Sabtu, 19 November 2011

China Danai Proyek Rel Kereta Api Sumatra Selatan

Universitas Gunadarma
Fak. Ekonomi, Jurusan Akutansi 2011
Mata Kuliah : Soft Skill Pengantar Bisnis. Kls : 1EB19
Nama : Filza Rachmatina
Tugas Menulis Artikel Induvidu
Tgl : Minggu, 20-11-2011

China Danai Proyek Rel Kereta Api Sumatra Selatan
China mulai berinvestasi di dalam infrastruktur Indonesia. China Development Bank (CDB) memberikan pinjaman dana sebesar US$2 miliar, US$ 1,3 dari China dan sisanya US$ 700  bersal dari ekuitas  untuk membiayai proyek Rel Kereta Api Sumatra Selatan sepanjang 300 km dan juga tambang batu bara. PT Bukit Asam Transpacific Railways (BATR) di sela – sela penyelenggaraan ASEAN Business and Investment Summit (KTT Bisnis dan Investasi ASEAN), di Nusa Dua, Bali, Jumat (18/11) Direktur Utama BATR Rudiantara mengatakan demikian. Di berikan pinjaman dana tersebut merupakan bagian dari kerangka kesepakatan pendanaan( financing framework agreement) antara BATR, China Development Bank (CDB) dan China Railways Group Limited.
Menurut Rudiantara kerangka kesempakatan di bidang keuangan ini mengatur pendanaan proyek kereta api batu bara dari tanjung enim Sumatra selatan ke Bandar lampung sepanjang 300 km yang melintasi 8 kabupaten dan satu kotamadya.  BATR akan menjadi pengembang  dan pengelola pryek Rel kereta api, Di perkirakan pembangunan beroprasi 2015 atau selambatnya April 2016. Terintregrasi dari seluruh kebutuhan tambang batu bara, infrastruktur kereta api  dan pelabuhan. Pembangunan Rel Kereta Api sudah mendapatkan izin dari 8 Bupati, Walikota Sumatra Selatan, dan menuggu izin gubenur Lampung yang keluar bulan ini dan khususnya Mentri Perhubungan.
Anak usaha Grup Rajawali mempunyai saham 90% saham BATR, BTPA mempunyai saham 10%, ketika proyek berjalan China Railway Group Limited akan mendapatkan 10% saham sebagai syarat dari pinjaman itu, PTBA sendiri juga berminat menambah kepemilikan di proyek ini dari awalnya hanya 10%, di tambah menjadi 30% sehingga Rajawali berkurang. Pembicaraan sudah di setujui oleh kedua pihak. Tetapi pemberian dana menuggu izin dari Tambang Batu Bara, Tambang yang di kelola oleh PT. Bukit Asam Banko (BAB) perusahaan patungan antara PTBA (65%) dan Rajawali Asia Resources (35%). Izin tersebut belum keluar karena kontrak tambang tersebut diteken pada April 2008, namun pada 2009 UU Minerba terbit, “Dengan UU itu, mining rights tak diizinkan lagi, kita memproses transfer ke izin usaha pertambangan,” jelas Rudiantara.
Jika nanti izinnya keluar maka BATR memprediksikan akan mulai pembangunan pada tahun 2013, sehingga bisa mulai oprasi tahun 2015. Tambang batu bara tersebut akan menghasilkan 5.500-5600 kalori dengan kapasitas 25 juta tn selama 20 tahun. Dari produksi batu bara tersebut ada kewajiban untuk menjual ke dalam negri 24% kepada PLN, Dikurangi DMO perjanjian denga china akan membeli 50% dengan harga pasar, sisanya di ekspor ke india. Dengan kesepakatan ini perushaan lebih mendapat kepastian sumber pendanaan bagi proyek infrastruktur yang merupakan Master Plan percepatan peluasan pembangunan ekonomi Indonesia.

Sumber Refrensi :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar