Minggu, 13 November 2011

Produksi Garam di Sejumlah derah Terhenti akibat Musim Hujan

Universitas Gunadarma
Fak. Ekonomi, Jurusan Akutansi 2011
Mata Kuliah : Soft Skill Pengantar Bisnis. Kls : 1EB19
Nama : Filza Rachmatina
Tugas Menulis Artikel Induvidu
Tgl : Minggu, 13-11-2011

Produksi Garam di Sejumlah derah Terhenti akibat Musim Hujan
 
                          Sejak memasuki Musim Hujan produksi di derah – derah berhenti sejenak karna para petani yang sangat mengandalkan sinar matahari sebagai system utama dalam memproduksi garam. Salah satu contoh yaitu produksi garam di derah Madura. Akibat hujan deras yang menghujani derah itu tambak garam milik para petani garam hanyut terendam air hujan, sehingga mengakibatkan kegagalan total, mengakibatkan para petani enggan untuk memproduksi garam, karna sudah 2 hari hujam deras mengguyur. Menurut salah satu nara sumber yaitu bpk Winarno sebagai Kepala dinas penindustrian dan perdagangan (disperindag) Sampang, masa panen garam di Madura pada musim garam 2011 ini hanya berlngsung selama 3 bulan 15 hari saja, padahal jika pada saat normal mencapai 5 bulan seperti saat tahun 2009 lalu. Jika saat 2010 gagal akibat musim yang buruk. Jika dalam keadaan kondisi normal produksi garam 200.000 s/d 250.000 ton, tapi dalam keadaan yang tidak normal ini produksi hanya mencapai 80% dari produksi normal.
                            Di samping itu berhentinya produksi garam juga terjadi di daerah kabupaten Pamengkasan & kabupaten Sumenep. Kecamatan  Tlanakan, Pamekasan, tambak produksi garamnya telah tergenang air hujan, bahkan selebihnya garam – garam tersebut telah tergenang air hujan.
                        Di wilayah Jawa Barat pun terjadi fenomena pemberhentian produksi garam juga, salah satunya di derah Indramayu, petani di derah itu menuturkan bahwa pemberhentian produksi garam di akibatkan cuaca buruk dan juga cuaca tidak menentu yang menjadi hambatan utama para petani, karena sejak musim hujan produksi garam mereka tidak dapat di pastikan. Karna proses produksi garam masih mengandalkan bantuan Sinar Matahari untuk mendapatkan hasil garam yang maksimal, akibatnya ribuan petani terancam berhenti memproduksi garam, hal ini hanya terjadi jika musim hujan saja, tapi jika sudah musim kemarau datang kembali maka produksi garam pun kembali di lanjutkan.
                        Para petani berusaha mencari jalan keluar untuk menyelesaikan masalah ini, namun belum juga mendapatkan hasil yang baik. Petani merasakan kerugian saat musim hujan. Seharusnya bulan Juli produksi garam sudah kembali normal karena sudah masuk musim kemarau. Tarudin adalah salah satu petani Garam menjelaskan bahwa pada bulan Juni dia telah mengeringkan tambang garamnya, namun hingga sekarang proses pengeringan sering terhambat oleh turunnya hujan tinggi di pantai utara. Pada posisi normal hasil produksi garam bisa mencapai 60 Ton per hektar, namun akibat musim hujan produksi mencapai 30 ton per hektarnya. Akibat terbatasnya hasil produksi garam yang berakibat kenaikan harga garam yang bisa mencapai enam kali lipat. Para pengusaha garam pun menuturkan pada musim hujan pasti terjadi penurunan hasil produksi garam karena system produksi masih mengandalkan panas sinar matahari. Turunya produksi mengakibatkan juga berkurangnya muatan kirimin distribusi garam untuk wilayang bandung dan Jakarta. Dalam kondisi normal dalam waktu satu pecan pengiriman garam ke bandung bisa mencapai tiga hingga empat kali, tapi pada kondisi tidak normal pada saat ini hanya mampu melakukan pengiriman satu kali. Padahal permintaan akan garam ke pabrik tekstil yang membutuhkan garam sangat tinggi. Tidak hanya para petani & para pengusaha yang mengeluhkan berhentinya produksi garam, tapi dalam hal ini juga berpengaruh kepada kuli garam yang bekerja biasanya untuk memikul garam – garam di lahan garam, Karena seorang kuli panggul menuturkan bahwa pengasilannya sebagai kuli berkurang ketika berhentinya produksi garam. Sungguh sangat berpengaruh pemberhentian produksi garam akibat cuaca yang buruk ini. Di harapkan ada solusi lain dalam memproduksi garam, agar para petani tetap bisa memproduksi garam walaupun musim hujan, sehingga semuanya tidak merasa di rugikan dan perekonomian tetap berjalan.
Sumber Refrensi :


Tidak ada komentar:

Posting Komentar