Rabu, 28 Maret 2012

Tugas Mata Kuliah Ekonomi Indonesia, Tema : "Pengangguran"

UNIVERSITAS GUNADARMA
Fakultas Ekonomi, Jurusan Akutansi
Semester 2, Kls 1EB19
Mata kuliah : Ekomomi Indonesia
Dosen
Nama : Filza Rachmatina (22211874)
Tugas Tulisan Tema : “PENGANGGURAN”

BAB I
PENDAHULUAN
                         Masalah pengangguran tidak hanya menjadi masalah negara berkembang seperti Indonesia, tetapi juga msalah bagi negara maju seperti Amerika dan jepang pun menghadapi masalah pengangguran yang sama. Masalah pengangguran di negara berkembang tidak separah yang di alami negara maju dimana negara berkemang memiliki perlindungan pekerjaan & asuransi sosial. Dilihat dari pendapatnnya pun di negara berkembang lebih rendah dari negara maju. Jika berkerja di negara yang sedang berkembang pun kebanyakan pekerjannya tidak memiliki banyak tabungan, sehingga tidak bekerja pun bukan satu pilihan untuk mempertahankan hidup.
                     Masalah pengangguran merupakan masalah yang sangat berhubungan dengan siklus ekonomi. Masalah pengangguran tidak mungkin terjadi jika pertumbuhan suatu negara tersebut tinggi. Tingginya pertumbuhan ekonomi jika diikuti oleh melonjaknya jumlah pertumbuhan penduduk yang tinggi pula tentu tidak akan mengurangi pengangguran. Masalah pengangguran adalah masalah sosial yang merupakan mata rantai dari kehidupan sehari – hari dan ehidupan negara dan juga banyak aspek yaitu politik dan kebahagian induvidu secara umum. Kerisis yang pernah dialami oleh negara indonesia dan banyak negara lainnya di dunia banyak mempengaruhi hampir semua sektor kehidupan, mengharuskan setiap induvidu untuk berfikir keras untuk mengambil kebijakan demi memenuhi prioritas mengingat keterbatasan sumber daya.



BAB II
TEORI
a.   Pengertian Pengangguran
                     Pengangguran atau tuna karya adalah istilah untuk orang yang tidak bekerja sama sekali, sedang mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari selama seminggu, atau seseorang yang sedang berusaha mendapatkan pekerjaan yang layak. Pengangguran umumnya disebabkan karena jumlah angkatan kerja atau para pencari kerja tidak sebanding dengan jumlah lapangan kerja yang ada yang mampu menyerapnya. Pengangguran seringkali menjadi masalah dalam perekonomian karena dengan adanya pengangguran, produktivitas dan pendapatan masyarakat akan berkurang sehingga dapat menyebabkan timbulnya kemiskinan dan masalah-masalah sosial lainnya.
                    Tingkat pengangguran dapat dihitung dengan cara : membandingkan jumlah pengangguran dengan jumlah angkatan kerja yang dinyatakan dalam persen. Ketiadaan pendapatan menyebabkan penganggur harus mengurangi pengeluaran konsumsinya yang menyebabkan menurunnya tingkat kemakmuran dan kesejahteraan. Pengangguran yang berkepanjangan juga dapat menimbulkan efek psikologis yang buruk terhadap penganggur dan keluarganya. Tingkat pengangguran yang terlalu tinggi juga dapat menyebabkan kekacauan politik keamanan dan sosial sehingga mengganggu pertumbuhan dan pembangunan ekonomi. Akibat jangka panjang adalah menurunnya GNP dan pendapatan per kapita suatu negara. Di negara-negara berkembang seperti Indonesia, dikenal istilah "pengangguran terselubung" di mana pekerjaan yang semestinya bisa dilakukan dengan tenaga kerja sedikit, dilakukan oleh lebih banyak orang.
b.   Sebab – Sebab terjadinya Pengangguran
                     Krisis ekonomi yang dialami bangsa indonesia oada tahun 1997 dahulu, berdampak inflasi yang terus tinggi juga meninggalkan penderitaan bagi masyarakat indonesia. Akibatnya lemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar, banyak perusahaan yang tidak mampu lagi untuk melakukan kegiatan oprasi, akibatnya untuk menutupi beban perusahaan yang semakin tinggi banyak perusahaan indonesia mengadakan pengurangan tenaga kerja atau bahkan menutup usahanya, begitu juga investor luar yang takut untuk menanamkan investasi /membuka perusahaannya di indonesia sehingga banyak tenaga kerja di indonesia tidak memiliki kesempatan kerja. Pemutusan hubungan kerja PHK yang terjadi besar – besaran. Akibat PHK terjadi secara besar – besaran otomatis jumlah pengangguran di Indonesia pun semakin banyak.
Beberapa Faktor yang timbul karena pengangguran memiliki jenis yaitu :
A.    Tidak sesuai antara Latar Belakang Pendidikan tenaga krja dengan kesempatan tenaga kerja yang tersedia.Pengangguran ini bersifat hanya sementara dan sukarela.
B.      Terjadinya perubahan struktur ekonomi suatu negara. Bergesernya dominasi sektor pertanian ke sektor industri di suatu negara menyebabkan mengingkatnya buruh pabrik & menurunnya prmintaan atas petani. Menyebabkan para buruh petani banyak yang menganggur karena tidak terserap di pasar tenaga kerja. Pengangguran seperti ini timbul karena prubahan teknologi.
C.     Pergantian musim meninimbulkan adanya pengangguran musiman biasanya di rasakan petani. Para petani bekerja pada musim tanam & panen saja.
D.    Siklus ekonomi, yaitu terjadi resesi atau kemunduran kegiatan ekonoi di skala nasional pada masa krisis ekonomi, banyak perusahaan mengalami kerugian dan mengambil kebijakan untuk PHK. Jumlahpengangguran meningkat. Pengangguran tersebut disebut pengangguran siklis atau pengangguran konjunktural.
E.      Pemanfaatan dan penyedian tenaga kerja antar daerah tidak seimbang. Sehingga banya yang melakukan urbanisasi ke daerah – daerah perkotaan yang memiliki banyak peluang kesempatan kerja lebih luas di bandingkan di daerah – daerah.
BAB III
PEMBAHASAN
1.      Jenis – Jenis Pengangguran
dapat di bagi berdasarkan kemauan kerja, waktu kerja dan optimalisasi pemanfaatan kerja. Yaitu terbagi sabagai berikut :
a)      Berdasarkan Kemauan kerja
Jika dilihat dari kemauan orang utnuk berkerja, pengangguran dapat dibedakan menjadi dua, yaitu :
1)      Pengangguran Terpaksa atau mereka yang tidak berhasil memperoleh pekerjaan, pengangguran terpaksa akan berusha terus mencari pekerjaan dan bersedia menerima pekerjaan dengan upah yang lebih rendah dari semestinya.
2)      Penganggur sukarela atau mereka memilih lebih baik menganggur dari pada menerima pekerjaan yang dirasa tidak sesuai dengan keinginannya.
                           Kedua jenis pengangguran ini sering disebut pengangguran terbuka (open unemployment). Selama dekade 1960- 1970, pengangguran terbuka adalah lulusan perguruan tinggi yang memang selalu memilih – milih pekerjaan. Akan tetapi pada tahun 1990-an pengangguran terbuka disebabkan terbtasnya permintaan tenaga kerja dan rendahnya pertumbuhan ekonomi sehingga banyak penduduk tidak mendapatkan pekerjaan.
b)     Berdasarkan waktu bekerja
Jika dilihat dari waktu kerja ada kelompok pengangguran yang sering kita sebut dengan setengah pengangguran underemployment adalah pengangguran yang terjadi karena mereka bekerja dengan jumlah jam kerja yang lebih sedikit dari yang mereka inginkan.
c)      Berdasarkan Optimalisasi pemanfaatan tenaga kerja
Jika dilihat dari termanfaatkannya tenaga kerja secara penuh atau tidak pengangguran terbagi dua , yaitu :
1)      Pengangguran terselubung, pengangguran yang terjadi karena adanya kesenjangan anatara beban tugas dengan tenaga kerja yang ada. Secara sepintas, kelihatnnya semua pekerja termanfaatkan namun kenyataannya banyak waktu yang sia –sia olehpara pekerja.
2)      Pengangguran Tersembunyi, dimana tenaga kerja yang memiliki perkerjaan tetapi dianggap menganggur. Hal ini disebabkan tidak mampu mngerjakan tugas dengan baik , sering sakit, tidak terdidik, kurang terampil, tidak memiliki inovasi yang memadai dalam pekerjannya.
Pengangguran secara umum di sebabkan ketidak kesedian kesempatan kerja, dibanding jumlah tenaga kerja yang berlimpah. Pengangguran seringkali menjadi masalah utama di perekonomian suatu bangsa. Karena dengan adanya pengangguran produksivitas dan pendapatan masyarakat pun berkurang atau tidak ada yang pasti menimbukan berbagai masalah kemiskinan dan masalah sosial kehidupan lainnya.
2.      Dampak Pengangguran,
sebagai salah satu persoalan sosial bersifat multinasional, penagngguran memiliki implikasi yang beragam. Implikasi tersebut dapat bersifat menyeluruh jika tidak segera diatasi. Berikut adalah implikasi atau dampak pengangguran :
1)      Mereka yang mengnggur otomatis tidak mendapatkan penghasilan ,akibatnya daya beli mereka menurun drastis. Dengan kata lain, kesejahteraannya pun menurun.
2)      Biaya hidup yang semakin mahal dan tidak adanya pengahasilan merupakan dua faktor yang sering memicu pengangguran, lalu melakukan kriminalitas di masyarakat. Slain memisahkan masyarakat, akasi kriminalitas juga dapat mengganggu iklim usaha secara makro. Biaya bisnis menjadi semakin tinggi karena investor harus mengeluarkan biaya keamanan dan juga biaya asuransi yang tinggi.
3)      Pengangguran menyebabkan jumlah penduduk miskin semakin bertambah yang berarti beban pemerintah dalam upaya pengentasan kemiskinan kian terasa berat.
4)      Dari ketiga alas an di atas, pengangguran pada akhirnya dapat menghambat laju pertumbuhan ekonomi makro yang berbuntut pada resesi perekonomian.
          Melihat dampak yang ditimbulkan dari pengangguran tersebut yang semakin memprihatinkan, maka pengangguran selayaknya menjadi masalah bersama antara masyarakat dan pemerintah. Pemerintah dan masyarakat bersama – sama harus berperan aktif untuk mengatasi pengangguran tersebut.
3.      Cara mengatasi pengangguran
yang dilakukan oleh pemerintah adalah sebagai berikut :
1)      Membatasi Pertumbuhan Pendudukan
Tidak dapat dipungkiri bahwa pertumbuhan pendudukan yang tinggi menjadi salah satu faktor pemicu tingginya angka pengangguran. Tingginya jumlah penduduk menuntut perekonomian harus menyediakan lapangan pekerjaan yang banyak. Hal ini bertujuan agar semua penduduk dapat diserap oleh lapangan kerja. Upaya ini termasuk upaya preventif untuk mengurangi ledakan pengangguran di masa yang akan datang.
2)      Membangun proyek infrastruktur untuk memperluas kesempatan kerja.
Pembangunan proyek Infrastruktur melalui pembangunan jalan,investasi di perusahaan padat kaya dan proyek perkebunan. Proyek – proyek padat kaya ini diharapkan dapat menjadi kentong – kantng pengaman bagi para tenaga kerja untuk dapat terus bekerja. Akan tetapi, harus diingat bahwa solusi ini bersifat jangka pendek karena begitu proyek selesai atau terhenti, misalnya karena perubahan kebijakan, kurangnya modal kerja, atau iklim investasi yang tidak aman, maka pengangguran akan muncul kembali.
3)      Program transmigrasi untuk pemerataan tenaga kerja.
Program ini bersifat jangka panjang. Maksud pelaksanaan program transmigrasi adalah menggeser penawaran tenaga kerja yang ada di kota – kota besar ke daerah, atau kawasan yang masih kurang penduduknya dan masih membutuhkan pekerja karena pada umumnya pengangguran banyak menumpuk di daerah yang padat penduduk. Program ini termasuk salah satu program pemerataan yang sangat strategis untuk mengurangi pengangguran.
4)      Mendorong masuknya investasi asing.
Investasi asing yang masuk ke Indonesia di harapkan dapat menciptakan lapangan baru bagi penduduk. Beberapa langkah yang dapat digunakan untuk mendorong masuknya investasi asing adalah menciptakan stabilitas ekonomi, social, politik dan keamanan serta memudahkan prosedur bisnis.
5)      Mendorong usaha – usaha mikro seperti UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah)
Upaya ini pada dasarnya mendorong berkembangnya usaha di sector informal, Usaha ini untuk mendapat dukungan dari Presiden RI yang kemudian mencanangkan tahun 2005 sebagai tahun keuangan mikro Indonesia dan program aksi penanggulang kemiskinan melalui pemberdayaan MKM. Bersama dengan itu pula, pemerintah meminta dukungan perbankan untuk memberikan kredit lunak untuk disalurkan kepada pengusaha UMKM.
6)      Meningkatkan kualitas tenaga kerja.
Upaya yang dapat dilakukan untuk memperbaiki kualitas tenaga kerja adalah dengan mengikutkan mereka pada pelatihan dan pengembangan kemampuan. Tenaga kerja yang terampil diharapkan dapat merespon permintaan pasar kerja. Hal ini karena pasar kerja selalu mengharapkan keahlian kerja yang tambah beragam dan berkualitas tinggi. Tenaga kerja yang memiliki kulitas dan kemampuan yang tinggi akan memiliki posisi tawar yang baik di pasar tenaga kerja.
4.      Cara mengatasi Pengangguran Struktural
Untuk mengatasi pengangguran jenis ini, cara yang di gunakan adalah :
a.      Peningkatan mobilitas modal dan tenaga kerja.
b.      Segera memindahkan kelebihan tenaga kerja dari tempat dan sector yang kelebihan ke tempat dan sector ekonomi yang kekurangan.
c.       Mengadakan pelatihan tenaga kerja untuk mengisi formasi kesempatan (lowongan) kerja yang kosong, dan segera mendirikan industry padat karya di wilayah yang mengalami pengangguran.
5.      Cara mengatasi pengangguran Friksional
Untuk mengatasi pengangguran secara umum antara lain dapat digunakan cara – cara sebagi berikut :
a.      Peluasan kesempatan kerja dengan cara mendirikan industry – industry baru, terutama yang berifat padat karya.
b.      Deregulasi & Debirokratisasi di berbagai bidung industry untuk merangsang timbulnya investasi baru.
c.       Menggalakan pengembangan sector informal seperti home industry.
d.      Menggalakan program transmigrasi untuk meyerap tenaga kerja di sector agraris dan sector formal lainnya.
e.       Pembukaan Proyek – proyek umum oleh pemerintah, seperti pembangunan jembatan, jalan raya, PLTU, PLTA dan lain – lainnya sehingga bisa meyerap tenaga kerja secara langsung maupun untuk merangsang investasi baru dari kalangan swasta.
6.      Cara mengatasi Pengangguran Musiman
Jenis pengangguran ini bisa diatasi dengan cara sebagai berikut :
a.      Pemberian informasi yang cepat jika ada lowongan kerja di sector lain.
b.      Melakukan pelatihan di bidang keterampilan lain untuk memanfaatkan waktu ketika menunggun musim tertentu.
7.      Cara mengatasi pengangguran siklus.
Untuk mengatasi pengangguran jenis ini anatar lain dpat digunakan dengan cara – cara sebagai berikut :
a.      Mengarahkan pemintaan masyarakat terhadap barang, jasa,
b.      Meningkatkan daya beli masyarakat.

Contoh Berita mengenai Pengangguran
Penganggur di Jakarta Mencapai 580.510 Orang
JAKARTA, KOMPAS — Jumlah penganggur terbuka di Jakarta sampai Agustus 2008 bertambah 28.130 orang dibandingkan dengan Agustus 2007, yakni 580.510 orang. Pertambahan jumlah penganggur itu terkait bertambahnya jumlah angkatan kerja dan minimnya lapangan kerja.Menurut Kepala Badan Pusat Statistik DKI Jakarta Djamal, Senin (5/1) di Jakarta Pusat, jumlah angkatan kerja baru di Jakarta bertambah 377.150 orang atau dari 4,4 juta orang pada 2007 menjadi 4,77 juta orang pada periode sama 2008.

Pertambahan jumlah angkatan kerja yang sangat besar itu terjadi karena tingginya migrasi penduduk di luar Jakarta dan pertambahan secara alami dari penduduk Jakarta sendiri.

Djamal mengatakan, sepanjang Agustus 2007 sampai Agustus 2008 sebanyak 364.470 orang terserap pada lapangan kerja di sektor tersier atau gabungan sektor perdagangan, rumah makan, jasa akomodasi, keuangan, dan jasa kemasyarakatan. Sebanyak 4.940 orang terserap di sektor pertanian dan pertambangan serta 20.380 orang yang semula bekerja di sektor industri, konstruksi, listrik, air, dan gas justru kehilangan pekerjaan.

Kepala Dinas Koperasi, UMKM, dan Perdagangan DKI Jakarta Ade Suharsono mengatakan, untuk menekan tingkat penganggur terbuka dan memperkuat sektor usaha informal berskala mikro dan kecil, Pemprov DKI akan mengucurkan dana Program Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan. Dana pinjaman bergulir itu akan disalurkan di setiap kelurahan bagi warga yang ingin mendirikan atau mengembangkan usaha mikro dan kecil.
Berita kedua tentang "PENGANGGURAN"
 Jumlah Pengangguran di Jabar Turun 280.000 JiwaF
                BERDASARKAN survei Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Barat (BPS Jabar) antara bulan Februari 2007 hingga bulan Februari 2008, jumlah pengangguran di Provinsi Jawa Barat turun sebanyak 280.000 jiwa. BPS Jabar mencatat jumlah pengangguran pada tahun 2007 sebanyak 2,54 juta orang, sedangkan jumlah pengangguran tahun 2008 sebanyak 2,26 juta orang.
                   Demikian dikata kan Kepala BPS Jabar Lukman Ismail, Kamis (15/5) di Bandung. Menurut Lukman, penurunan jumlah pengangguran dibarengi dengan meningkatnya jumlah penduduk yang bekerja, terutama pada sektor perdagangan, jasa kemasyarakatan, dan industri.
                       Peningkatan jumlah penduduk yang bekerja pada sektor perdagangan sebanyak 507.000 orang, sektor jasa kemasyarakatan sebanyak 284.000 orang, dan sektor industri sebanyak 259.000 orang, jelas Lukman.Selain peningkatan jumlah masyarakat yang bekerja , BPS Jabar juga mencatat turunnya jumlah tenaga kerja laki-laki yang bekerja dari sektor pertanian ke sektor lain sejak awal 2007 hingga februari 2008 sebesar 120.000 orang. Penurunan ini disebabkan banyak nya tenaga kerja laki-laki yang berpindah pekerjaan pada sektor di luar pertanian, seperti perdagangan, jasa kemasyarakatan, dan industri, tambahnya.

SUMBER refrensi :
-Afifah, Evi Noor; Djamaluddin,Sartika;Sriwati,metri;Halimatussadiah, Alin ;Hakim,Andri;Rochaeri;Mardanugraha, Eugenia.2007.Ekonomi Program IPS.Jakarta: PT.WIDYA UTAMA.
-KOMPAS,Jakarta.Selasa, 6 Januari 2009 | 05:57 WIB
http://www.google.co.id/imgres?hl=id&client=firefox-a&sa=X&rls=org.mozilla:en-US:official&biw=1360&bih=629&tbm=isch&prmd=imvnsl&tbnid=PNXKg-53hi6fDM:&imgrefurl=http://www.erwinmiradi.com/gambar/makalah%2Bpengangguran%2Bdan%2Bkemiskinan%2Bfor%2Bshare.htm&docid=QBGVdXaxILaCYM&imgurl=http://3.bp.blogspot.com/-wnPqkZrbdto/Tb_NfYOgKWI/AAAAAAAAALE/ysgjXPQexuk/s1600/pengangguran.jpg&w=775&h=451&ei=hwBzT_mZEZHRmAWS_IEa&zoom=1&iact=hc&vpx=109&vpy=345&dur=2109&hovh=171&hovw=294&tx=265&ty=107&sig=102918664147080365231&page=2&tbnh=112&tbnw=192&start=20&ndsp=24&ved=1t:429,r:18,s:20 
-KOMPAS, | Sabtu, 17 Mei 2008 | 





Tidak ada komentar:

Posting Komentar